Beranda » Rasanya Jadi Korban Plagiasi :)

Rasanya Jadi Korban Plagiasi :)


Plagiasi adalah salah
satu bentuk apresiasi. Namun di dalamnya tidak ada etika yang menghiasi

—Arintya Widodo

Hula!

Saya mau berbagi
pengalaman yang cukup bikin gemas akhir-akhir ini. Mungkin pengalaman ini
sering dijumpai pada banyak kalangan, terutama bagi mereka yang bekerja dan
menghasilkan sebuah karya.

Plagiasi.

Salah satu tulisan saya
diplagiasi oleh salah satu oknum yang tidak bertanggungjawab. Memang sih saya
bukanlah Dewi Lestari atau Ika Natassa yang karyanya ciamik. Tapi, hasil
tulisan saya itu saya kerjakan dengan suka cita. Riset yang saya lakukan
pagi-pagi buta, menulisnya, mengedit, lalu mengumpulkan visualisasi agar
tulisannya menarik. Semuanya saya lakukan dengan tenaga dan pikiran yang
tercurahkan. Eh, kok dengan enaknya ada yang mencomotnya lalu diunggah pada
salah satu situs informasi anak muda yang cukup terkenal di Indonesia ini.


Memang sih apapun yang ada di dunia maya, ketika diunggah, sudah tidak
sepenuhnya milik sang pencipta. Which
means
, sudah harus rela karya mereka itu diutak-atik istilahnya, namun
tetap harus mencantumkan sumber atau nama pencipta aslinya.

Perasaan saya campur
aduk ketika tulisan saya benar-benar hanya dicopy – paste, tidak ada yang berubah sedikitpun. Bahkan sampai
tanda bacanya pun tidak berubah sama sekali. Gemas nggak sih? Saya jadi sadar,
ilmu yang disampaikan dosen saya ketika masih kuliah dulu memang benar adanya.
“Jangan lupa mencantumkan sumbernya. Bagaimana pun juga, siapapun yang karyanya
telah kamu gunakan sebagai referensi itu, telah bersusah payah sebelumnya.”

Bukannya saya
mendewakan kredit atau copyright,
tapi coba deh bersikap saling menghargai sesama manusia. Apalagi ketika
berkarya di bidang yang sama. Toh, sejak kecil setiap manusia pasti diajarin
dengan sikap saling menghargai ‘kan?

Sebagai penulis yang
masih piyik seperti saya, baca-baca tulisan orang lain memang membantu banget
dalam mencari ide. Namun, ada lho yang namanya ‘terinspirasi’ yang jauh dari
kata plagiasi. Kalau saya boleh saran sih, kalau terinspirasi dengan tulisan
orang lain dan ingin mengangkat tema yang sama tanpa tersandung masalah
plagiasi yang eww banget itu, hal-hal
di bawah ini bisa dilakukan:

1. Tema
boleh sama, tapi coba cari sisi yang berbeda
2. Kalaupun
ingin mengangkat sisi yang sama, coba deh di-
tweak ke antitesisnya
3. Tema sama, sisi sama, tulislah dengan riset yang
lebih mendalam lagi


Buat oknum yang telah
mengapresiasi tulisan saya namun luput beretika, saya ada pesan cinta nih. Saya
nggak marah kok. Saya justru tersanjung, karena tulisan saya yang satu itu
benar-benar menggerakkan hatimu untuk menulis. Tapi alangkah lebih bijaknya,
kalau menulis sendiri ya? Toh tombol di keyboard ‘kan nggak hanya CTRL+C dan CTRL+V aja hihi. Love you~

0 komentar di “Rasanya Jadi Korban Plagiasi :)

  1. kalo tulisanku belum pernah diplagiatin tapi seringnya foto-foto review aku dipakai online shop tanpa nyamtumin sumber, dikasih loyalty juga nggak huehehe.. jadi sekarang suka pakai watermark

  2. Hmm plagiasi oh plagiasi. Makin marak sejak kasus anak muda banyuwangi menyeruak di media. Semogaa yg melakukan plagiasi karya mbak arintya bsa cepef sadar mbak ya. Karena mengambil yg bukan miliknya apalagi tanpa etika yg baik sebagai cermin integritas rendah yang tidak bermoral. Mangaaaats mbaak. Keep writing yaaak. . 😊

  3. pernah juga di akun Tumblr gue jadi plagiasi gini, pas di liat hampir semua captionnya copy paste semua, alhasil gue tegor orgnya, dan sekarang udh g pernah copy paste lg. Cb di tegor langsung, biar g jadi penyakit… semangat mba ttp berkarya ya!

  4. sering sih iseng search judul tulisan sendiri di google, pas di cek ternyata ada web lain yang judul sama isinya sama persis dengan tulisan saya. suka kesel, tapi mau digimain lagi, selow aja lah hehe 🙂

  5. Dongkol banget pastinya, kita nulis lho pakai mikir, bisa jadi berhari-hari untuk menghasilkan satu tulisan, eh dia seenaknya aja copy paste yang waktunya nggak sampai semenit

  6. sebenernya memang jarang banget yg orisinil, ya mbak. kita juga nulis berdasar pengalaman orang (dan sendiri), berdasar riset, berdasar pelajaran formal/non formal. dari sana kita bisa create teori baru yg pas dengan hati. itu baru karya. bukan yg cuma copas 🙂

  7. 4 novelku, beberapa cerpenku, dan 1 novel putriku diplagiat di Wattpad. Bagiku, para plagiator itu adalah MALING. Tanpa keseriusan pemerintah, plagiator ini, sialnya, bakal ada terus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas