Beranda Β» #SobatQismin Dilarang Sakit

#SobatQismin Dilarang Sakit


Kalau badan lagi fit
dan sehat-sehatnya, istilah
sehat itu
mahal harganya
nggak akan terasa. Hal ini persis saya alami dua minggu yang
lalu. Badan rasanya ya biasa aja, masih semangat buat bekerja dan lihat Youtube
sambil sesekali main Ludo di ponsel. Namun sorenya, badan seperti dihantam
angin dari kutub. Semangat yang tadi pagi masih ada, saat itu hilang entah
kemana. Yang saya rasa hanya panas dingin dan kepala pusing sekali.


Oh ini yang namanya
sehat itu mahal harganya. Makan nggak enak, tidur nggak nyaman, bahkan buang
air kecil pun nggak selega biasanya.

Meski hanya panas
dingin dan sakit kepala, saya langsung periksa sepulang bekerja. Sempat
deg-degan sih soalnya sampai klinik udah hampir pukul 10 malam. Takut klinik
tersebut nggak nerima pasien meski di papan tulisan tertera pelayanan 24 jam.
Namanya orang sakit, penampilan saya juga seadanya. Pakai kaus dan celana
jogger pants, kerudung dan flat shoes.

Namun penampilan yang
seadanya tersebut agaknya membuat dokter yang saat itu berjaga mungkin agak
males liat saya. Mendengar keluhan saya aja, beliau sambil makan nastar dan
anggur. Kontak mata yang menandakan seseorang menaruh perhatian pada seseorang
yang berbicara pun rasanya ndak ada. Ya mungkin ngabisin makanan sisa lebaran lebih
urgent kali ya biar nggak mubadzir. Tapi
setahu saya, etika memeriksa (atau mendengar keluhan) pasien nggak segitunya
sih hehe.

Lewat hal ini saya
sadar bahwa sobat qismin seperti saya dilarang sakit. Dilarang sakit kalau nggak bisa menahan emosi karena disambi makan
nastar dan anggur sisa lebaran padahal lagi tahap konsultasi keluhan yang
dirasakan.


Satu minggu setelahnya,
setelah dua kali bolak-balik ke klinik, panas dingin dan pusing saya masih tak
terkendali. Dokter terakhir pun menyarankan untuk periksa darah. Klinik
tersebut menyarankan untuk periksa darah di sebuah rumah sakit agar semua biaya
bisa dicover BPJS. Sebagai sobat qismin, saya mengiyakan tanpa riset lebih
lanjut bagaimana prosedur untuk pemeriksaan darah di rumah sakit. Akibat kurang
riset dan baru pertama kali (plus agak kesiangan juga) saya akhirnya mengantri
dan mendapatkan nomer 52 πŸ™‚ bisa dibayangkan kan bagaimana riuh ramainya
poliklinik saat itu? Pun karena satu dan lain hal terjadi beberapa pengaretan,
hingga akhirnya saya harus sabar mengantri selama 6 jam lebih untuk bisa
konsultasi dengan dokter dan izin untuk pemeriksaan darah.

Lagi-lagi, sobat qismin
memang dilarang sakit. Dilarang sakit
kalau nggak sabaran dan maunya didahulukan.
Sebab yang sakit dan mengantri
tak hanya satu dua orang, tapi bisa ratusan pasien dalam sehari. Saya pun
sempat hampir hilang sabar karena nggak kuat dengan kepala yang rasanya ingin
saya benturkan saking sakitnya πŸ™‚ Tapi untung ada mama saya yang selalu
menguatkan. Sampai akhirnya saya mendapat penanganan dan pemeriksaan darah.

Ketika saya masuk ruang rawat inap pun, jiwa sobat
qismin saya diuji lagi.

Saat itu saya dirawat
inap di kamar kelas 1 untuk 2 orang. Pemisahnya hanya sebuah tirai. Saya pikir ah nggak apa-apa. orang sakit pasti nggak
akan berisik kan ya?
Namun kenyataan sedikit melenceng dari dugaan saya.
Tetangga kamar saya begitu masuk ruangan sudah teriak-teriak. Saat itu saya
kurang tahu sih beliau sakitnya apa, tapi yang menjadi fokus saya adalah kepala
yang pusingnya semakin menjadi. Bisa dibayangkan dalam kondisi tenang saja
kepala rasanya sakit sekali. Apalagi ditambah dengan suara raungan yang hanya
berjarak beberapa kepalan tangan? Saat itu ingin rasanya mohon agak dikecilkan
suaranya. Biar sama-sama enak dan nggak ada yang dirugikan. Namun hal tersebut
saya urungkan. 

Sebuah bukti bahwa sobat qismin memang benar-benar dilarang
sakit. Dilarang sakit kalau nggak bisa
toleransi
dengan orang lain. Akhirnya saya merelakan istirahat malam dan
menggantinya dengan tidur di kala pagi. Saya yang awalnya agak kesal dengan
tetangga sebelah, kini malah akrab. Malahan beliau sempat turut mendoakan saya
biar segera sehat dan pulang ke rumah. Ah, serunya menjadi sobat qismin~

Tulisan ini dibuat
untuk memorabilia diri. Agar bisa lebih menahan emosi, sabar dan bertoleransi
lagi. Mempunyai segala macam kartu atau asuransi bukanlah sebuah jaminan untuk
didahulukan. Sebab antri adalah mutlak.

Semoga ada hal baik
yang bisa kamu ambil dari tulisan ini yha. Paling tidak, mari jaga kesehatan
diri. Soalnya lebih baik makan seblak daripada makan obat hehehe…

Love,

0 komentar di “#SobatQismin Dilarang Sakit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas