Beranda » Review Film Beauty and The Beast

Review Film Beauty and The Beast

Sumber: manrepeller.com


PROLOG

Agak sedikit terlambat
memang untuk menonton film Beauty and The Beast saat ini. Namun, bagiku tak ada
kata terlambat untuk kembali menikmati kisah masa kecil lewat film ini.

Kata pengantar dariku
untuk film ini singkat saja. Karena aku sama sekali tak bisa berharap banyak.
Mengingat aku sudah khatam cerita Beauty and The Beast versi kartunnya. Aku
hanya sedikit berharap akan musiknya saja. Tidak lebih.

Dan wow. Im gonna mumbling too much, so lets move on
to ma review about this movie
.

REVIEW FILM

Beauty and The Beast
kali ini bertabur bintang. Ya meskipun aku hanya tahu beberapa saja sih.
Seperti Ema Watson as Belle, Ian McKellen as Cogsworth, dan yang memerankan
Nanny McPee.

Ceritanya tak begitu
berubah dari Beauty and The Beast semasa kanak-kanak. Tentang seorang gadis dan
sang ayah yang harus hidup berdua. Kemudian bertemu dengan pangeran yang
dikutuk sebelum ia menemukan cinta sejatinya. Untuk ending, I know all of you already knew. So yeah, not gonna tell ya more
abt the ending.

Untuk masalah cerita,
aku tak bisa menilai lebih. Karena memang sudah begitu adanya sejak aku masih
kecil. Namun, untuk masalah kostum dan penataan musik serta suara. Two thumbs freakin up! Keren banget!
Ditambah dengan tata kostum yang menyihirku untuk kembali nostalgia ke masa
kecil. Di mana kostum penghuni kerajaan masa lalu, yang identik dengan rambut
palsu, gaun berenda, serta pakaian yang nyentrik dan kuno.

Terdapat beberapa scene yang membuatku jatuh cinta. And Im totally in love with dat movie.
Yang pertama adalah scene di mana
Beast menunjukkan surga tersembunyinya kepada Belle. And you know what? Surga tersembunyi tersebut adalah perpusakaan
milik Beast semasa menjadi pangeran dulu. Dan ekspresi Belle itu so priceless.
Antara amazed, terharu dan aku bisa melihat Belle mulai jatuh cinta pada Beast
pertama kali di sana. Man, Belle and
Beast aja gemar baca. Masa kamu para penikmat filmnya nggak?

Scene
yang kedua paling favorit adalah scene
Belle dan Beast yang berdansa tentu saja. Dengan riasan super minimalis tapi
tetap anggun dan elegan serta gaun kuning simpel yang dikenakan Belle. Ditambah
sikap gentleman dari Beast membuat
aku meleleh. Pada saat scene tersebut
aku berharap biar waktu tak cepat berputar, dan ingin menikmati dansa mereka
yang diiringi irama yang syahdu dari para perabot.

Dari kacamata penikmat
film tentang kisah masa kecil ini, menurutku ada beberapa hal yang kurang.
Yaitu endingnya kurang lama. Which is setelah Beast berubah kembali menjadi
manusia, hanya beberapa adegan, langsung berakhir filmnya. Menurutku terlalu
cepat. Seperti dipaksakan untuk berkesudahan. Padahal aku ingin lebih menikmati
romansa Belle dan Beast (setelah kembali menjadi manusia) ketika mereka sudah happily ever after, meskipun hanya
sebentar.

REKOMENDASI

Buatku yang sudah
mengetahui jalan ceritanya, aku memang tak berharap banyak. Ditambah animasi
atau efek green screen pada saat
Belle berada di lembah yang digunakan masih terlihat nyata dan kurang smooth. Tapi, there’s a lot love their spread for me. Terlalu banyak cinta dan
kisah (mencoba) berkorban yang mereka ajarkan padaku saat menikmati filmnya
.

So far, I gave
Beauty and The Beast 3.25/5 stars.

I recommend you to watch this movie. Film ini bisa dinikmati baik orang dewasa, remaja,
ataupun anak-anak sekalipun dengan bimbingan orangtua.
Ah, kamu harus menonton
film ini meskipun sudah tahu bagaimana jalan ceritanya.
Feel the love and spread em to the world~

Bonus: Soundtrack filmnya yang magical~


0 komentar di “Review Film Beauty and The Beast

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas