Salah satu resolusi tahun 2018 ini adalah lebih
berani memulai hal-hal baru. Saya agak-agak khawatir tentang resolusi ini,
mengingat saya anaknya pemalu (halah!) dan mager sekali. Beli jajan di depan
kantor seorang diri saja, saya harus berpikir berulang kali, apalagi ini!
Mungkin ada di antara kalian yang ingin bilang, halah urusin dulu tuh rasa magermu!
agaknya sayang banget sama saya. Di akhir bulan Februari, saya ditawari untuk
meliput sebuah acara yang hmm levelnya internasional. Begitu melihat siapa
pihak yang mengundang, detik itu juga saya inginnya mengiyakan. Namun terhenti
setelah melihat keterangan di bawahnya: seminggu naik kapal dengan semua
kru orang luar.
oleh Editor in Chief untuk berpikir kurang lebih dua jam. Iya, emang mepet
banget untuk meyakinkan hati dan pikiran biar sejalan. Udah deh, waktu dua jam
itu saya gunakan untuk riset singkat tentang acara yang akan diliput, tanya
teman serta minta restu ke The Google of My Life alias mama papa di rumah.
saja IYA!
Nama acara yang saya liput adalah Jelajah Harmoni
Nusantara
ada jelajahnya, which means bakalan
seru dan banyak pengalaman nantinya. Sedikit informasi, Jelajah Harmoni
Nusantara ini adalah rangkaian kampanye lingkungan yang diadakan oleh
Greenpeace Asia Tenggara. Saya kebagian Leg Bali, yaitu perjalanan naik Kapal Rainbow Warrior milik Greenpeace
dari Bali ke Jakarta.
saya, pasti akan mengernyitkan dahi soal saya yang diterjunkan untuk liputan
kali ini. WHAT? Seorang Arintya liputan ke Bali sendiri? Naik kapal lagi? Yakin
mampu?
Nih, dengan adanya tulisan ini dan hasil tulisan ini, saya buktikan kalau saya
MAMPU.
Baca juga: Bonding Kantor di Omah Kecebong
Selama liputan rasanya nano-nano. Apalagi ini
pengalaman pertama saya naik kapal lebih dari sehari
Nusantara ini dimulai pada tanggal 16 April 2018, tapi saya udah stand by di Bali dari tanggal 13 April
2018. Tiga hari sebelum berlayar, saya diajak kru Greenpeace untuk merasakan
banyak hal luar biasa. Ada konfrensi pers di atas kapal sampai turut melihat
aksi di tengah lautan untuk menghentikan reklamai Teluk Bali yang menuai pro
dan kontra itu. It was amazing! Saya
nggak akan melupakan tiga hari yang naik turun itu hihi.
Oke, lanjut ke kehidupan di kapal dan our voyage from Bali to Jakarta
bikin saya harus mengiyakan tawaran meliput ini adalah karena kru kapal berasal
dari berbagai negara. Which means saya
bisa belajar banyak dari orang-orang dengan berbagai latar belakang ini. Daaan,
benar saja. Selama di kapal, semua kru telah memberikan saya banyak pengalaman
seru, haru dan berharga. Oiya, buat kamu yang penasaran sama kru kapal, nih ada
beberapa potret mereka!
Kru kapal saat upacara adat Bali di Celukan Bawang |
Kru kapal saat penyambutan di Pelabuhan Tanjung Priok |
Trus kehidupan di kapal
gimana? Behhhh, lebih seru lagi! Soalnya di kapal nggak ada istilahnya
penumpang. Semua yang turut serta dalam perjalanan (kru office Greenpeace, tokoh masyarakat yang diundang serta media termasuk
saya) memiliki tanggung jawab yang sama. Kalau waktunya kerja ya harus kerja.
Kalau waktunya morning cleaning ya
harus dilakuin sama-sama. Saat di dalam kapal, on time hukumnya wajib dilakukan. Bahkan untuk urusan bangun pagi,
setiap orang harus udah bangun dan siap sarapan pukul 7.30.
selama di kapal, Alhamdulillah Ya Rabbi, semua
aman dan lancar. Sebab di kapal ada seorang chef yang andal (Babang Daniel!)
serta satu volunteer yang siap sedia menyajikan makanan untuk kami. Satu hal
yang buat saya terharu selama perjalanan ini. Setiap makanan yang disajikan
adalah makanan yang sustainable bagi
lingkungan. Nggak sekadar organik, tapi juga berasal dari bahan yang nggak
merusak lingkungan serta dibeli dari petani-petani lokal. Kalau soal rasa,
memang beberapa makanan terasa kuring di lidah saya. Tapi untungnya saya selalu
siap sedia bon cabe (bukan endorse) jadi aman lah!
Salah satu makanan terfavorit! |
Bahas kru kapal udah.
Bahas kerja di kapal, udah. Bahas makanan selama perjalanan juga udah. Nah kini
saatnya saya beralih ke tempat saya menginap selama seminggu perjalanan. Kapal
Rainbow Warrior ini ternyata super lengkap guys. Nggak hanya mampu menampung 30
orang, tapi fasilitasnya juga oke punya. Di deck paling bawah ada kabin-kabin
tempat kami beristirahat. Di dalam tiap kabin juga lengkap, ada bunk bed, kamar mandi, wastafel, serta mini lounge. Selain itu ada klinik,
ruang laundry, mess room atau ruang makan, dapur yang hmm oke punya, main lounge tempat nonton film, radio
room (bagi saya sih wifi room hihi) dan masih banyak lagi. Bahkan Kapal Rainbow
Warrior ini memiliki sistem pengelolaan sampai yang ciamik lho. Jadi nggak asal
buang seperti kasus yang itu tuh~ Dengan fasilitas yang super lengkap itu
memang hampir membuat saya nggak kebosanan. Hampir ya, bukan nggak pernah lho.
Sebab ada masanya saya merasa bosan dan ingin segera melihat daratan!
Kabin alias kamar di kapal. Ranjangnya tipe bunk bed |
Ruang laundry |
Salah satu sudut teramai saat jam makan: coffee corner! |
berlayar ada banyak sekali hal-hal yang saya dapatkan. Boleh ya saya rangkum
menjadi poin-poin biar kamu bacanya gampang:
tentang isu pengrusakan alam. Nggak hanya tercemarnya teluk Balikpapan aja,
ternyata ada masyarakat di Celukan Bawang yang terancam hidupnya dengan
pembangunan PLTU. Ada masyarakat Bali yang masih berjuang melawan reklamasi.
sampah plastik. Kita semua masih dibutakan oleh pentingnya mengurangi
penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari. Lewat perjalanan bersama Rainbow
Warrior ini, saya jadi terketuk pintu hati. Saya mulai belajar tak menggunakan
sedotan plastik dan menggantikan dengan sedotan stainless. Saya mulai terbiasa
membawa air minum dan botol minum sendiri.
Selama di kapal kapal, seseorang dihargai atas kerja kerasnya. Baik itu
perempuan maupun laki-laki. Nggak ada bias gender selama di kapal.
pengalaman tentang berlayar. Bagaimana para kru kapal menghilangkan penat tanpa
banyak biaya, seperti memancing, sunset dinner di helideck, atau swim stop dan berbaur dengan lautan
lepas. Haduh, ini sih yang buat saya makin kangeeeen sama kehidupan di kapal,
khususnya Rainbow Warrior.
dimiliki Indonesia itu subhanallah indahnya.
Mungkin selama berlayar saya hanya melihat sebagian kecil dari keindahan yang
kita punya, tapi saya bersyukur bisa menikmati. Dalam hati saya berjanji, insyaAllah selama nafas ini masih ada,
saya akan lebih mawas diri dan memperhatikan gaya hidup lagi. Agar keindahan
alam dan lautan yang kita miliki bisa dinikmati anak cucu kita nanti. Terdengar
klise dan cheesy, tapi beneran deh
kamu harus melihat keindahan itu dulu.
ke Jakarta saya bertemu dengan banyaaak sekali orang-orang hebat. Mulai dari
teman-teman media, teman-teman Greenpeace Indonesia yang saya kagumi
semangatnya, kru kapal yang oke dan kece punya (dadah-dadah ke salah satu dari
mereka hahaha!) dan tokoh-tokoh yang mungkin sebelumnya hanya bisa saya lihat
dari layar kaca. It was my pleasure to
join this voyage with you, guys!
Rainbow Warrior ini asli bikin nagih. Kalau dikasih kesempatan, saya pasti mau
lagi bergabung dan menikmati momen-momen ini. Tapi gosong akibat sering lupa
pakai sunblock saya nggak ingin terulang
sih hehehe.
bisa saling menjaga ya guys. Yuk kurangi
pakai plastik. Mulai dari kurangi pakai sedoran dulu deh. Hehehe ujung-ujungnya
malah kampanye~ Semoga ada hal baik yang bisa kamu ambil dari tulisan ini ya. Mon
maaf kalau ada bahasa yang saya gunakan rada nyinyir wuhuhu~
wah, asik banget aku sampai iri bacanya. Pasti banyak pengalaman seru dan berharga yang didapat ya
Yep, bener banget mbak. Seru banget sampe mau nambah hihi
Ah seru banget kak! Apa nggak mabok laut tuh kak seminggu diombang-ambing diatas kapal?
wuiih seru banget sih, mupeng parah bacanya. Kapal warrior ini terbuka untuk wisata umum nggak sih?
Komentar saya yang pertama adalah pengen ngomentarin kru kapalnya hahaha. Kemudian perjalanannya ini bikin iri. Keren aja, deh
Terlepas dari pengalaman yang menurut saya gak umum; bareng Greenpeace gitu lho! Seminggu di atas kapal sama kru kapal yang aduhai kayak gitu? Well, siapa yang mampu nolak hihihihi.
Awal-awal sempet mabuk laut mbaaak, tapi lama-lama udah kebal hehe
Iya mbaak, mereka ke Indonesia buat kampanye lingkungan soalnya~ tapi sekarang udah cabut dari Indo hihi
Hihihi krup kapalnya emang pada baik-baik banget mbak! ๐
Makanya mbak, waktu ditawarin kantor aku langsung iyain aja! Kapan lagi kan berlayar bareng Greenpeace Internasional~ hihi