Buat yang belum tahu, sambat artinya mengeluh.
Istilah “sambat” akhir-akhir ini hits banget di media sosial. Lebih tepatnya sih sejak akun @nantikitasambattentanghariini (hem, kedawan!)* lahir dan menjadi antitesis dari akun sejenis, yaitu @NKCTHI.
Bedanya, @nantikitasambattentanghariini berisi as you know from its title, isinya ya sambat. All about sambat yang divisualisasikan dan dengan ngeheknya berhasil merebut perhatian ratusan ribu jiwa-jiwa penuh sambat di luar sana (oke, ini termasuk saya).
Kalau dipantau dari akun media sosialnya (baik Twitter maupun Instagram), @nantikitasambattentanghariini lebih banyak bermain di kata-kata dan visualisasi. Bahkan ada yang cuma main warna dan manjang-manjangin kata, tapi karena tema yang diangkat sensitif, malah jadi hits dan viral dimana-mana.
Nah, kalau Mojok pernah mengupas tuntas sosok di balik akun sombat-sambat ini, saya ingin melakukan hal dari sisi lainnya. Yupsky! Saya mau ngomentarin gimana sih kalau akun sambat diterbitkan dalam sebuah buku? Plus membahas hal-hal lain yang mungkin nggak akan kamu temukan di review-review buku lain. Lha gimana, buku Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini (NKSTHI) isinya ya cuma sambat. Ada nggak ya sisi menarik yang bikin orang kemecer* dan ingin beli bahkann sampai pre order-nya ludes di pasaran?
1. Konsep yang diusung NKSTHI ini cukup kurang ajar!
Lho kok bisa kurang ajar?
Soalnya Mas Aik (yang ternyata ada beneran sosoknya di dunia nyata. Hai mas!) sukses mengubah sambat menjadi lebih elegan, nggak malu-maluin dan manusiawi. Soalnya dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang yang sering sambat diibaratkan sebagai orang yang kurang bersyukur. Dan orang yang nggak bersyukur ini acapkali akan dipandang sebelah mata sama orang.
Nah dengan hadirnya NKSTHI (baik buku maupun konten sosmed) sambat bukan lagi sesuatu yang dipandang sebelah mata. Justru orang-orang makin penasaran, kenapa sih dia sambat mulu? Jangan-jangan idupnya lebih berat dari aku?. Pun lewat NKSTHI ini Mas Aik sakses banget memanusiakan sambat dan bikin sambat jadi sesuatu yang elegan. Apalagi kalau sambatnya diwakili dengan bikin Instastory dari konten-kontennya NKSTHI. Berasa keren dan nggak malu-maluin. Meskipun sambatnya kadang seremeh Hadeeeeeh!.
2. Buku NKSTHI ini ringan. Pilihan kata-katanya juga nggak di awang-awang
Sepengalaman saya melahap buku ini (yang sepuluh menit baca kelar), pemilihan kata-kata di dalamnya lugas dan nggak di awang-awang. Nggak ada kata semesta, detik waktu, atau agunging pangaksami*, yang digunakan. Tapi Mas Aik menggunakan kata-kata yang akrab di keseharian. Kayak yungalah, ramashok, sampai (lagi-lagi) hadeeeeh!.
Hal tersebut sejalan dengan prinsip orang sambat yang inginnya segera melepaskan uneg-uneg tanpa mikir panjang. Ya kali mau sambat aja diksinya muter antariksa dan pakai istilah khas sobat senja. Mungkin yang ada nggak jadi sambat tapi bikin puisi kali ya.
Btw, great idea mz~
3. Meski hadir setelah NKCTHI (dan sering dibilang nggak kreatif) tapi buku NKSTHI cukup sukses melahirkan identitasnya sendiri!
Iya sih, konsepnya mirip-mirip NKCTHI. Iya sih, jadi antitesisnya Si Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Namun menurut saya, NKSTHI ini cukup sukses lho membangun branding dan identitasnya sendiri.
Kenapa?
Ya coba lihat aja gimana konsistensinya membuat konten sambat di Instagram atau Twitter. Pun dengan interaksinya dengan Sahambat (sebutan sobat sambat) yang cukup konsisten. Apalagi ditambah dengan visual yang penuh dengan tone-tone sambat.
Salah satu contoh tone sambat yang NKSTHI banget! |
Dan sebagai buku yang melabeli (atau dilabeli ya?) sebagai Self Improvement, buku NKSTHI ini akan menamparmu di berbagai suasana hati. Misal kamu lagi ada masalah di kantor, Mas Aik akan mempermainkan hatimu dengan kata-kata sambatnya. Dan nggak hanya cah kantoran saja, tapi anak sekolah, kuliah, dan para sahambat yang belum menikah juga. Hmm…mamam!
4. FYI, ini merupakan buku Self Improvement pertama yang niat banget beli sampai ikut PO segala. Emang menariknya dimana?
Selain beli biar bisa dibikin review dan blog nggak usang-usang amat (hehe), saya juga penasaran sih, kira-kira saya bakalan nyesel nggak ya beli buku yang bahkan nggak ada nomor halamannya ini?
Eh, ternyata, nggak lho!
Soalnya saya yakin banget kalau di kesempatan-kesempatan selanjutnya, buku ini masih akan relevan untuk dibaca. Apalagi kalau bukan buat ngodein mantan, HR kantor atau bahkan dosen yang suka ilang-ilangan heuheu.
Desainnya yang praktis, kecil, dan Instagramable, bikin orang-orang (termasuk saya hahaha) nggak akan merasa malu kalau menentengnya kemana-mana. Cowok atau cewek, juga rasanya nggak ada masalah kalau mau baca-baca lagi. Secara sambat kan nggak mengenal cowok-cewek apalagi suasana hati -_-
5. Terakhir, kalau kamu…
…ingin bikin konten sekaligus ingin sambat terselubung atau lagi pengin baca sesuatu yang renyah tanpa mikir, buku ini rasanya sayang kalau kamu lewatkan.
Iya, iya tak jawab! Soal harga buku ini nggak mahal-mahal banget tapi ya nggak murah-murah banget. Kemarin pas PO sih, buku ini dijual seharga 96K. Dan kalau harga normal jadi 120K. Tapi beb, ini hardcover dan bisa nambah kosakata Bahasa Jawamu lho~
Udah ya segitu dulu review saya.
Semoga suka dan makin kreatif sambatnya. Eh, sama jangan lupa diperbanyak bersyukurnya <3
GIF dari Giphy.com |
Love,
Keterangan*:
1. Kedawan: terlalu panjang
2. Kemecer: udah nggak sabar
3. Angungin pangaksami: besarnya permintaan maaf
baru aja semalem buku ini, enggak butuh waktu lama untuk menyelesaikan 1 buku
tapi meresap di pikiran, dan gak ilang ilang,
Abis baca ulasannya saya jadi penasaran pengen baca bukunya hehe
Sempat baca kata sambat di twitter tapi nggak ngeh kalau ini jadi konten khusus yang bahkan jadi buku. Sebagai pembaca NKCTHI jadi penasaran sama buku ini. Ya nggak apa kan manusia sambat. Kalau udah nggak sambat berarti udah nggak hidup ๐
Sejujurnya aku super penasaran sama buku ini! Langsung order hehehe