Dulu, awalnya saya skeptis dengan Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI). Kumpulan quotes kok dibukukan? Apa sih yang membuatnya spesial?
Berbulan-bulan setelah rasa skeptis itu muncul, saya akhirnya diberi kesempatan untuk melihatnya “lulus” dari sekolah dari Visinema dan tayang di layar lebar. Iya, saya berkesempatan untuk melihat special screening NKCTHI bersama teman-teman media. Setelah sebelumnya pada pemain, penulis bukunya serta sutradaranya mampir ke kantor untuk haha-hihi dan sedikit wawancara.
Jadi…ini adalah tulisan ngomongin film NKCTHI dari sudut pandang saya. Seseorang yang nggak ngerti film, dulunya skeptis dan berkata “Emang sebagus apa sih film yang berawal dari kumpulan quotes ini?”
Film ini adalah film keluarga. Bercerita tentang hidup kakak beradik, Angkasa, Aurora dan Awan. Not gonna write something technical, jadi silakeun googling sendiri ya siapa jadi siapa sampai durasinya berapa lama.
Satu hal yang jadi konsen saya adalah, NKCTHI ini berhasil menciptakan universe-nya sendiri. Sebab di dalam buku, hanya dijelaskan hidup seorang Awan, si anak bungsu, yang rajin menuliskan surat-surat untuk anak di masa depannya.
Dan setelah nonton filmnya kemarin, saya hanya bisa berkata:
Gila sih!
Nggak nyangka film ini berawal dari kumpulan quotes, kemudian dicari celahnya dan bisa menemukan benang-benang merah dan menciptakan universe-nya.
Dan dari tiga sudut pandang, anak sulung, anak tengah dan anak bungsu, entah kenapa saya paling relate sama hidup Aurora, si anak tengah. Meskipun di kenyataannya, saya adalah anak bungsu yang berjarak 7 tahun dari kedua kakak laki-laki.
Jadi…mari kita cerita soal betapa beratnya hidup di antara seperti Aurora
Aurora, anak tengah yang kehadirannya (dia pikir) sering diabaikan. Perhatian kedua orang tuanya tersita untuk anak pertama, Angkasa dan anak bungsu, Awan. Hidup di antara membuat Aurora lebih banyak diam dan memendam. Beruntungnya, ia punya hobi dan studio mini tempatnya bisa menjadi diri sendiri.
Saya anak bungsu, tapi entah kenapa lebih relate dengan cerita Aurora si anak tengah.
Lebih banyak memendam dan hidup di antara masalah-masalah orang lain. Kadang kala (saya merasa) diabaikan, tidak didengar dan akhirnya membuat saya tenggelam dalam dunia saya sendiri. Di saat yang lain sibuk menunjukkan, saya (lebih sering) menyimpan dan biarkan orang lain tahu sendiri.
Dan dari sekian dialog Aurora yang dingin, dan kadang menampar dengan caranya sendiri, saya dibuat jatuh cinta dan menangis dengan kalimat ini:
“Ayah takut kehilangan kami? Tapi sadar nggak, kalau kalian udah lama kehilangan aku?”
Saat kalimat itu diucapkan si anak tengah ini, air mata saya (jelas) nggak bisa dibendung lagi.
Pantas saja jika lagu Untuk Hati yang Terluka by Isyana Sarasvati yang dipilih untuk menjadi soundtrack hidup si anak tengah ini. Coba deh kamu dengerin lagunya, baik kamu yang belum nonton filmnya maupun yang udah nangis-nangis kejer kayak saya.
DAN OH SATU LAGI!
Sepertinya hanya di film NKCTHI saya punya dua suasana hati saat mendengarkan lagu Hindia yang Secukupnya. Beberapa saat lalu, saat saya iseng kepoin akun @filmNKCTHI, saya menemukan lagu Secukupnya sebagai soundtrack hidup Awan, si anak bontot yang tengah mencari. Saat itu, saya merasakan kalau Secukupnya termasuk lagu yang motivatif dan membangkitkan semangat. Apalagi dengan beat dan liriknya yang ah, pecah!
Namun, saat menonton film NKCTHI, seketika lagu Secukupnya menjadi lagu paling sedih akhir tahun ini. Apalagi ditambah dengan scene Aurora dan Ibu di kamar, saling memunggungi. Meskipun saya tahu benar, Aurora ingin memeluk Ibu, setelah ia dibelai rambunya sambil berkata, “Kamu adalah anak ibu yang paling kuat…”
Bisa ya satu lagu tapi jadi punya dua suasana hati begini?
Nggak mau promosi, tapi sepertinya kamu perlu nonton film NKCTHI. Nggak perlu baca bukunya, karena saya juga sama sekali pernah nggak baca (meskipun pas kelar nonton, langsung niat cari di toko buku sih). Cuma tahu NKCTHI karena pernah ada seorang teman yang ngasih tahu kalau ada akun Instagram yang isinya quotes soal kehidupan.
Mau kamu anak bungsu, anak tengah, anak sulung, atau orang tua yang berharap anaknya menjadi sesuatu. Atau kamu yang sering kali merasa semua hal harus bisa diwujudkan, tak peduli seberapa kamu dibuat patah dan tak punya semangat, sempetin nonton mumpung tahun depan.
Karena, seperti kata Kale di dalam filmnya…
“Sabar, satu per satu.”
Atau seperti apa yang dikatakan Aurora…
“Nafas sebentar. Apa sih yang dikejar?”
Dan spesial untuk si anak tengah, Aurora, saya menuliskan sebuah surat untuknya…
Dear anak tengah yang hidup di antara…
Apa kabar?
Bagaimana kabarmu setelah berdamai dengan ayah dan kehilangan keluarga atas dirimu?
Bagaimana juga kabarmu di sana? Di ujung dunia yang kamu pilih untuk kabur sementara?
Apapun jawabanmu, sedang baik-baik saja atau tengah menyeka air mata,
Semoga kamu selalu punya energi untuk memulai senyum kembali.
Karena dear Aurora, meskipun kamu lebih sering diam, lebih sering tenggelam di studio seni, kamu adalah sosok paling kuat yang berhasil membuat aku menyeka air mata…berulang kali
Mungkin kamu tak sadar, di tengah emosi dan kesedihan yang selama ini kamu pendam, ada kekuatan yang tumbuh diam-diam
Dan aku, meskipun ditakdirkan lahir sebagai anak bungsu, banyak hal yang bisa aku ambil darimu…
Tentang bagaimana kamu mengejar mimpi
Tentang kamu yang selalu khawatir dengan keadaan ibu
Tentang diam di tengah ramainya pikiranmu
Tentang maaf yang selalu ada meski berkali-kali terluka
Dan tentang sabar dan tabahmu hidup di antara kakak dan adikmu
Terima kasih sudah memilih hitam di antara sekian banyak warna untuk mewakili dirimu
Karena berkatmu, hitam tak lagi warna yang kelam
Namun warna penuh kasih sayang meskipun hanya diam-diam
Semoga ada aku-aku yang lain yang bisa bertemu denganmu
Semoga ada aku-aku yang menangis dan membuka mata
Bahwa hidup di antara memang tak enak sama sekali
Seperti aku, anak bungsu yang hidup di antara masalah-masalah keluarga yang lainnya
Seperti aku, anak bungsu yang memilih diam karena tak ingin merepotkan
Seperti aku, anak bungsu yang lebih nyaman berada di sarangnya seharian
Dear Aurora,
Sampai berjumpa kembali, di kesempatan yang lebih baik lagi…
Salam,
Semua image yang digunakan merupakan properti digital dari Visinema dan @filmnkcthi