Beranda » London – Jatuh Cinta, Terluka, lalu Bangkit Setelahnya

London – Jatuh Cinta, Terluka, lalu Bangkit Setelahnya

“Konon, kehilangan terbesar adalah saat kita
kehilangan seorang teman.”


Ya, dia teman. Dia sahabat. Dia kakak. Dan dia…pencuri
hati yang membawanya pergi ribuan kilometer jauhnya.

Dia…cinta.

Mungkin,
dia merupakan salah satu kehilangan terbesarku. Bukan karena tidak lagi cinta,
melainkan aku kehilangannya saat kami saling cinta.

Kami
memulai rasa dan memupuknya saat ia berada di London. Kota yang dengan kurang
ajarnya membuatku semakin jatuh cinta padanya. Perbedaan jarak dan waktu
sedikit demi sedikit dikalahkan oleh yang namanya cinta. Perbedaan waktu enam
jam juga semakin tidak ada apa-apanya saat cinta mulai mengudara.

London

Kota
yang membuatku jatuh cinta. Tapi sialnya, ia juga membuatku terluka.

Cinta
telah membuat kami buta bahwa sebenarnya kami berbeda.

Bukan…bukan…

Kami
bukan berbeda dalam hal cinta, tapi kami berbeda dalam hal agama.

Tujuh
bulan aku dibuat jatuh cinta. Satu hari aku dibuat terluka. Namun aku butuh
satu tahun untuk kembali percaya akan cinta.

Aku
masih ingat benar saat cinta mengudara di seperempat malam. Saat yang yang lain
sudah terlelap, aku malah gegap dengan cinta di ujung sambungan sana.

Aku
masih ingat benar saat air mata ada. Saat London tengah hujan rintik ditambah
dengan suara bus yang tengah menurunkan penumpangnya, kami mengakhiri semua.
Semua yang dilabeli atas nama cinta, harus kami kalahkan atas nama agama.

Aku
masih ingat benar saat satu tahun lamanya aku berusaha, untuk menghapus London
dan seisinya dari hati dan kepala.

Dan
yang paling aku ingat adalah saat kamu pulang, kamu bukan lagi siapa-siapa tapi
sikapmu masih sama.

Kemudian
aku mengingatkan diriku sendiri bahwa aku harus berdamai dengan masa lalu untuk
mengatasi semua.

Mengatasi
rasa benciku pada London dan seisinya yang mengingatkanku bahwa aku pernah
terluka.

London,

Terima kasih atas semua.

Berkatmu,
aku bisa jatuh cinta, terluka, lalu bangkit setelahnya. 



Tulisan ini dibuat untuk memenuhi #tantangannulis #BlueValley bersama Jia Effendie.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas