Beranda » Mencoba Timlo Solo untuk Pertama Kali

Mencoba Timlo Solo untuk Pertama Kali

Libur Lebaran ini, mumpung belum balik ke perantauan, saya iseng main ke Solo. Niat awalnya mau cobain trip naik sepeda, tapi karena hujan deras banget sejak siang, akhirnya memilih buat cobain makanan khas Solo. Dan, salah satu kuliner Solo yang saya cobain adalah Timlo Solo. Sounds familiar? Atau kalian udah pernah cobain?

Apa itu Timlo Solo?

Dikutip dari Kompas.com, Timlo Solo adalah sup ayam bening yang (biasanya) disantap bareng sambal kecap. Selain ayam, isiannya bermacam-macam, seperti sosis Solo, bihum, jeroan ayam (ati, ampela, dkk), dan telur pindang cokelat.

Kalau dari nama, terdengar cukup unik, ya, Timlo Solo. Kira-kira kenapa kuliner yang biasa disantap sebagai sarapan atau makan malam ini disebut demikian? (Masih) dikutip dari Kompas.com, konon katanya Timlo Solo berasal dari masakan berkuah etnis Tionghoa yang disebut sup Kimlo. Loh, Kimlo kok jadi Timlo?

Katanya sih, dulu pedagang etnis Tionghoa yang jualan sup Kimlo sering menjajakan dagangannya di Jawa terutama Solo, dari Kimlo berubah penyebutannya menjadi Timlo (efek lidah Jawa juga kali ya).

Baca juga: Cobain Tahu Kupat Pak Lempok Klaten

Cobain Timlo Solo di RM Timlo Solo

Nah, karena kemarin kebetulan habis dihantam hujan deras di daerah Jebres, iseng googling Timlo Solo terdekat dan muncullah RM Timlo Solo yang berlokasi persis di sebelah Hetero Space Solo. Jaraknya dari stasiun Solo Jebres cuma 600 meter. Sekitar 15 menit jalan kaki atau 5 menit naik ojek.

Berbekal rasa lapar dan suasana adem setelah hujan, akhirnya saya memutuskan memadamkan rasa lapar di RM ini. Dari ulasan Google sih cukup oke ya, dan tempatnya bersih. Ala-ala resto keluarga gitu lah.

Nasi Timlo Solo Komplit

Di sini, saya pesan Nasi Timlo Solo Komplit dengan harga Rp25.000. Satu mangkoknya cukup besar dengan kuah turah-turah alias banyaaak banget. Untuk isian kurang lebih sama seperti yang saya sebutkan di atas. Ada ayam suwir, irisan sosis (saya enggak tau sosis Solo apa bukan), telur pindah cokelat dan jeroan ayam.

Timlo solo komplit

Kuah originalnya gurih, ada sedikit hint manis dan nyaman banget dimakan pas habis hujan gini. Beda sama soto, kuah Timlo lebih light dan menurut saya cocok dimakan siapa aja even anak-anak.

Nah Timlo Solo ini dilengkapi dengan sambel kecap. Kemarin saya agak kebanyakan kasih sambel kecapnya, jadi agak kemanisan T.T Sebuah lesson learned, ke depannya saya wajib cobain sambelnya juga sebelum main campur ke mangkok.

Tapi tapi…meskipun jadinya agak sedikit kemanisa, sup Timlo saya tetep enak dinikmati. Enggak tahu karena udah lapar banget atau cuaca mendung syahdu, tapi saya berhasil menikmatinya sampai bener-bener ludes!

Baca juga: All You Can Eat Cuma 50 Ribu

Lumpia Rebung Goreng

Selain semangkuk Timlo Solo dan nasi, saya juga pesan Lumpia Rebung Goreng. Menurut saya lumpia goreng ini enak pol, karena kulitnya krispi, isiannya banyak sekali. Untuk isiannya ada telur dan rebung. Surprisingly, rebungnya sama sekali enggak bau, justru rasanya ada manis-manisnya.

Lumpia rebung goreng

Lumpia Rebung Goreng ini dibanderol dengan harga Rp13.000 per biji dan disajikan dengan acar, mayonaise (buatan rumahan) serta cabai rawit hijau. Kemarin saya lagi pengen yang original aja, jadi pilih cabai rawit sebagai pendamping. Enak banget deh, meskipun minyaknya agak banyak yaa di piring 🙁

Is it worth to try?

Pengalaman pertama makan di RM Timlo Solo ini saya kasih rating 5 dari 5 ⭐. Tempatnya bersih, pelayanan satset, kursi dan meja banyak, menunya beragam (ada gudeg, ayam goreng sampai gado-gado juga ada) dan yang nggak kalah penting punya salah satu Timlo Solo enak yang pernah saya coba.

Kalau teman-teman lagi mampir ke Solo dan cari kuliner berkuah untuk dicoba, jangan ragu cobain Timlo Solo ini ya.

Selamat kulineran! 🍛🍢✨

 

Lov sekebon,



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas