Beranda » Cerita Saat Orang Nggak Enakan Pesan Go-Food

Cerita Saat Orang Nggak Enakan Pesan Go-Food


Pesan nggak ya? Pesan aja deh! Eh, tapi…nggak enak sama abangnya~


Hi, gengs! Apa kabar nih?

Kali ini saya mau sedikit tjurhat soal Gofood. Namun sebelum saya lanjut
cerita, disclaimer dulu ya. Tulisan
ini bukan sebuah advertorial tapi murni pengalaman saya saat menggunakan
Gofood. Tapi nggak menutup kemungkinan untuk kerjasama. Siapa tahu kan ada
pihak terkait yang nyasar ke sini dan tertarik ehehehe #ujungujungnyapromosi.

Oke, mari kita lanjut~

Saya ini orangnya nggak enakan sekali. Kalau kamu orang nggak enakan
juga, tau lah ya gimana rasanya. Sulit banget untuk bilang ‘nggak’ pada hampir
setiap orang. Apalagi orang tersebut sebelumnya pernah nolongin kita. Nah
akibatnya dari susah bilang nggak ini, saya pernah keteteran sendiri. Misal
nih, saya lagi dikejar deadline,
teman saya lalu minta tolong dibuatkan sesuatu. Seperti desain atau apapun. Karena
nggak enak, saya lalu mengiyakan permintaan tersebut. Risikonya, saya terpaksa
dua kali lembur biar deadline bisa
selesai huhu.

Trus apa hubungannya sama
Gofood?

Sebagai orang nggak enakan, saya sebisa mungkin nggak mau ngerepotin
orang. Nah berhubung suatu hari lagi hujan deras lalu saya buru-buru pulang.
Sampai di kosan, eh saya lupa beli makan. Sementara persediaan makanan di kosan
tinggal snack-snack ringgan yang isinya angin doang. Trus tercetuslah ide
untuk nge-gofood saja. Demi kepraktisan dan tidur yang nyenyak.


Namun dasarnya orang nggak enakan, saya selalu mikir yang macam-macam. Oke,
ini terlalu lebay tapi memang kenyataannya seperti itu. Nih, apa saja yang saya
pikirkan sehingga seringkali butuh waktu berjam-jam sebelum akhirnya klik ‘pesan’ pada aplikasi Gofood.

Duh, lagi ujan. Abangnya bawa jas ujan nggak ya?

Kejauhan nggak ya tempat makannya. Kasihan abangnya nanti kelamaan di
jalan

Nanti kalau ternyata warungnya tutup, abangnya kecewa. Duh~

Jadi pesan nggak ya? Kalau nggak, ini udah laper banget huhu

Dan masih banyak lagi pikiran-pikiran yang ada


Terus akhirnya jadi pesan
Gofood nggak?

Jawabannya ada dua. Jadi pesan dan tidak. Beberapa
kali membulatkan niat dan menekan tombol ‘pesan’ dengan susah payah. Karena
khawatir (iya saya khawatir dan nggak enak sama abangnya) saya nungguin di
depan. Padahal abangnya waktu itu belum sampai. Momen nggak jadi pesan ini baru
minggu lalu terjadi. Kronologinya gini, sepulang kerja hujan deraaaaaas banget.
Saya pikir ribet kan hujan deras, pakai jas ujan, dan mampir beli makan.
Yaudahlah nanti Gofood aja. Eh, sampai kosan, saya kembali bimbang dengan
pilihan menu-menu yang ada.


Saat itu pilihan pertama adalah geprek, tapi nggak jadi karena sebentar
lagi warungnya mau tutup. Kasihan abangnya kalau harus kejar-kejaran sama
waktu. Pilihan kedua ke rumah makan 24 jam. Namun kok lagi nggak ingin-ingin
amat ya makan menu itu. Pilihan ketiga warung nasi goreng, dekat kantor.
Terkenal enak dan pasti ramai. Saya niatnya mau pesan ini, tapi pikiran-pikiran
di atas kembali hadir huhu. Akhirnya dari sehabis maghrib sampai sekitar jam 9,
saya menyerah. AKHIRNYA NGGAK JADI PESAN :’( Karena hujannya masih deras dan
kepentok rasa nggak enakan ini.

Wah jadi penasaran, pas momen
jadi pesan Gofood. Ceritain dong!

Nih ya, setiap (saya ulangi lagi, setiap!) abang Gojek mengantarkan
pesanan, saya selalu tanya: Susah ya
bang/mas/pak cari kosan saya? Maaf ya kosannya nyempil soalnya.
Tapi emang
dasarnya saya yang lagi beruntung aja, tiap dapet abang-abang gojek selalu yang
humble dan baik. Mereka nggak marah
apalagi kesel. Responsnya pun selalu sopan dan santai gitu. Misalnya: Nggak kok mbak, santai aja atau iya sih mbak, nyempil kosannya. Tapi saya
malah jadi tahu kalau ada kosan gede di sini. Siapa tahu besok dapet orderan
dari sini kan~

Saya nggak tahu sih gimana pihak Gojek merekrut driver-drivernya. Tapi hampir setiap saya pesan Gojek, selalu nggak
bikin kecewa
. Soal penilaian, saya jarang banget kasih 4. Saya juga selalu
menuliskan beberapa komentar, meski hanya sekedar ucapan terima kasih. Nggak
tahu sih ini pengaruh budaya Jogja yang hangat dan ya gitulah atau emang murni
dari pribadi driver Gojek sendiri.

Jadi gitu deh cerita saya sebagai orang nggak enakan saat pesan Gofood.
Agak drama sih emang. Kalau kamu mau kasih komentar lebay banget sik, pesen makan aja drama atau komentar-komentar yang
lain, monggo lho~ Soalnya ya gini
rasanya jadi orang nggak enakan
. Selalu mikirin orang lain padahal dirinya
sendiri kelaparan butuh bantuan.

Love,

0 komentar di “Cerita Saat Orang Nggak Enakan Pesan Go-Food

  1. Hahahha, saya baru aja pesan Go Food untuk makan siang. Soalnya lagi males masak
    Em, saya juga termasuk yang gak enakan orangnya, tetapi gak sampe mikir "Mas Gojeknya bawa jas hujan gak yah?" hahaha paling seringnya takut kalo Mas Gojeknya nyasar nyari alamat saya. Jadi sebelum mesen makanan, saya biasanya menuliskan catatan lengkap alamat saya (dgn warna cat tembok dan warna cat pagar) di bawah alamat yang dituju.Alhamdulillah Mas Gojeknya jadi terbantu untuk menemukan alamat saya..

  2. ihh akuu jugaa samaa wkwk, gaenakan bgt orangnya, jadinya overthingking, sejujurnya menyenangkan sih kayak kita suka membayangkan situasi2 yg belum terjadi wkwk ada skenario yang sebetulnya cuma ada dipikiran kita aja gt padahal realitanya ngga separah yg kita bayangkan. kadang stress juga punya sifat kayak gini, tapi seneng juga karena punya banyak opsi pertimbangan dan bisa hati2. terimakasih tulisannya! aku enjoy bgt bacanyaa kak!!!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas