Beranda » Saya Sarjana Pertanian dan Mohon Maaf Saat Ini (Belum) Bekerja di Bidang Pertanian

Saya Sarjana Pertanian dan Mohon Maaf Saat Ini (Belum) Bekerja di Bidang Pertanian


Beberapa waktu lalu
beredar berita bahwa Pak Jokowi menyentil para lulusan pertanian pada sidang
terbuka acara Dies Natalies IPB ke-54. Awalnya saya nggak terlalu tertarik sih
dengan beritanya, namun salah satu editor di kantor bertanya:

“Rin, berita ini elu
banget nih? Nulis dong tentang ini!”

Berawal dari sana, saya kemudian kepoin berita
serta videonya di media sosial. Pada sidang terbuka dengan tema
“Pengarusutamaan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan Indonesia” tersebut, Pak
Jokowi menyebutkan bahwa lulusan IPB banyak yang bekerja di bank. Dari kalimat
tersebut, saya sebagai salah satu dari sekian banyak lulusan pertanian hanya
bisa tersenyum dan ingin sedikit beropini.


“Sebelumnya maaf nih,
nggak hanya lulusan IPB saja kok yang banyak kerja di bank. Lulusan pertanian
dari berbagai kampus pertanian yang lain juga banyak (sekali) yang bekerja di
bank atau bidang lain.”

Contohnya saya. Setahun
lalu saya lulus dari salah satu kampus di Jogja sebagai sarjana pertanian.
Bangga? Pasti! Namun beberapa saat setelah kelulusan saya dihadapkan pada
dilema akan pekerjaan di bidang pertanian itu sendiri. Banyak saya temukan
perusahaan di bidang pertanian, namun sedikit yang membuka lowongan pekerjaan
saat saya (atau mungkin mereka juga) membutuhkan pekerjaan. Kalau pun ada yang
buka, kualifikasi pertama yang dibutuhkan adalah: laki-laki. Apalah daya saya
yang masih menjadi perempuan tulen ini. Hehehe

Sebelumnya maaf nggih, menurut saya lulusan pertanian
tidak harus selalu terjun di bidang pertanian dalam artian bertani di sawah.
Pun kalau memang ada yang ingin seperti itu, memang patut untuk dibanggakan.
Namun menurut saya, masih ada bidang-bidang lain yang masih ada hubungannya
dengan pertanian yang nggak kalah bermanfaat untuk dijadikan lahan saya (atau
mungkin teman-teman yang lainnya) untuk berbakti dengan bidang pertanian.

Sedikit bercerita,
tahun 2015 saya yang mengambil konsentrasi kuliah pada Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian memilih untuk melaksanakan program magang di salah satu
stasiun TV swasta. Bukannya mau mangkir dari dunia pertanian, namun saya hanya
ingin menerapkan ilmu pertanian saya pada bidang lain yang juga tak kalah
bermanfaatnya dari bidang pertanian. Hampir dua bulan saya magang di sana,
Alhamdulillah, satu hasil risetan saya berhasil tayang di di salah satu program
anak-anak yang mungkin telah disaksikan jutaan anak Indonesia. Hasil riset saya
waktu itu adalah kokedama, yaitu seni bertanam melalui bola lumut yang bisa
menghemat lahan. Sementara satu hasil risetan saya yang lain, tentang kerajinan
tangan dari akar wangi, diperdalam oleh rekan reporter di sana dan
Alhamdulillah berhasil tayang juga.

Sekarang, saya bekerja
pada salah satu media online yang
menyuguhkan informasi untuk anak muda. Kalau banyak orang menganggap saya
mangkir dari pertanian, saya hanya bisa senyum aja. Toh, menurut saya,
pertanian itu luas. Pertanian nggak hanya menanam padi, panen, lalu dijual di
pasaran. Pertanian itu bisa dikembangkan menjadi cyber extension yang mungkin akan lebih relevan untuk generasi
millennials seperti sekarang. And here I
am
! Saya memilih menjadi juru tulis di salah satu media online untuk anak muda. Sempat beberapa
kali menulis tentang pertanian (dan hasilnya nggak terlalu laku ahahaha).
Sempat juga beberapa kali saya memasukkan gimmick
yang nyerempet pertanian pada tulisan saya yang bertema hubungan serta
motivasi. Melalui cara tersebut, saya berusaha menyampaikan informasi pertanian
ke generasi muda di luar sana dan berusaha on
track
dengan bidang pertanian.

Mungkin inti dari
tulisan ini adalah walaupun saya
(atau mungkin teman-teman yang lain) bekerja
di luar bidang pertanian, percaya deh, bahwa ada darah pertanian masih mengalir
pada hidup ini.
Mungkin hal tersebut juga berlaku pada teman-teman pada
jurusan lain seperti perikanan, peternakan, dan yang lainnya.

Saya hanya ingin
beropini sih. Saya nggak akan menuntut bahwa pemerintah kurang ini kurang itu
untuk para lulusan pertanian. Apalagi sampai berani mengatakan bahwa ‘andai
aja’ lulusan pertanian lebih diberi ini dan itu. Toh, urusan pemerintah nggak
hanya ngurusin lulusan pertanian saja ‘kan? Hehehe

Saya sarjana pertanian
dan maaf, saat ini saya belum bekerja di bidang pertanian. Yang lulusan
kehutanan aja justru jadi presiden. Masa’ saya nggak boleh kerja di bidang yang
sesuai dengan passion saya?

Aku bocahmu, Pak!

Salam hangat,


0 komentar di “Saya Sarjana Pertanian dan Mohon Maaf Saat Ini (Belum) Bekerja di Bidang Pertanian

  1. Hihihi, bener juga mbak, ada banyak orang kok, yang 'pengangguran terbuka' seperti itu karena ga sesuai dengan program kuliah yg diambil. Yg penting ketemu sama passion-nya dan bekerja seriang hati sudah turut membantu pembangunan 🙂

  2. "Lulusan kehutanan aja bisa jadi presiden", setuju sih, pada akhirnya tergantung passion, yang tidak bisa dipaksakan. Mendapatkan ilmu kan bisa dari mana saja ya

  3. Setidaknya si lulusan kehutanan sudah membuktikan menerapkan ilmu yg dipelajarinya dulu secara profesional..pernah bekerja di Perhutani, dan jadi pengusaha kayu mebel..Presiden sih jabatan politis, siapapun boleh menggapai…tapi buktikan dulu dong secara profesional penerapan studinya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas