Beranda » Untuk Kamu yang Tetap Dekat, Meski Hati Sudah Tak Lagi Lekat

Untuk Kamu yang Tetap Dekat, Meski Hati Sudah Tak Lagi Lekat

Kata orang, berteman
dengan mantan
itu sebuah bencana besar. Sebab sewaktu-waktu perasaan bisa
kembali berderak. Hati yang sudah semakin menguat bisa kembali retak.

Namun denganmu, semua
mitos itu terasa sia-sia. Kembali berteman (dan seolah merasa tak pernah
terjadi apa-apa) denganmu mungkin menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan
untuk kita. Atau setidaknya untukku sendiri beberapa tahun ini. Kamu yang
kembali mendekat meski hati kita sudah tak lagi lekat, nyatanya merupakan obat
yang selama ini aku cari. Obat dari perasaan sok merasa baik-baik saja. Padahal
sepeninggalmu dulu, aku kehilangan separuh penyangga. Separuh penyangga yang
dulu mampu menahanku dari runtuhnya dunia.

Untuk kamu yang dengan
kesadaran penuh tetap dekat, terima kasih ya!. Terima kasih karena
dulu telah pergi. Terima kasih karena sekarang kamu telah kembali. Kini malamku
tak lagi sejahanam dulu. Tak lagi sesepi dulu. Sepulang dari pekerjaan yang load-ya semakin menggila, selalu ada
pesanmu yang mampu meredakan penat di dada. Sesekali kamu juga menyempatkan diri
untuk kita bertukar suara. Sesekali juga aku sempat hampir lupa bahwa sekarang
kita sudah bukan apa-apa.

Ah, kadang dunia begitu
lucunya. Dulu aku (atau mungkin kita) sering menyia-nyiakan kesempatan berdua.
Namun sekarang, setelah tak ada apa-apa lagi selain predikat ‘ah kami cuman
teman kok’, kamu dan aku malah semakin intens merangkak dan mengemis peluk walau
sebentar saja.

Untuk kamu yang selalu
mengucapkan bahwa bahumu akan ada untukku di setiap pertambahan usia, kini
izinkan aku membuka satu rahasia yang selama ini aku simpan rapat dengan
semesta. Satu rahasia yang terlampau romantis sampai aku belum juga punya
keberanian untuk membaginya denganmu. Sebab aku paham benar bahwa rahasia ini
terlalu naif untuk dikatakan. Pun terlalu romantis diucapkan seseorang
sepertiku yang sekarang tak lebih dari sekadar teman.

Ah persetan dengan sekadar
teman! Kini aku akui selalu ada namamu di dalam doaku tiap malam.

Sebab tak ada kata-kata romantis selain lantunan doaku untukmu. Semoga kelak, namamu dan namaku
benar-benar tertulis dalam Lauhul Mahfuz-Nya. Kalau pun belum tertulis juga,
semoga semesta nanti berkenan membuka jalan agar kamu dan aku…bisa bersatu seperti
waktu sebelumnya. Semoga.


Love,





Photo by andres chaparro from Pexels
Collaboration with Canva Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas