Beranda » 2016 in A Cup Of Tea

2016 in A Cup Of Tea



Review Hal-Hal Ajaib yang Terjadi di 2016


Tahun 2016 bisa dikatakan sebagai tahun terjatuh-bangunnya saya. Tahun di mana saya dituntut untuk menjadi mandiri dan menghadapi kehidupan bukan lagi sebagai anak mama, melainkan sebagai seorang dewasa. Tahun yang menjadi titik tolak saya untuk melompat lebih tinggi ini rupanya telah memberikan saya pijakan berupa pengalaman yang tidak pernah terlupa. Hal-hal ajaib, begitu saya menyebutnya.

Nah, berikut hal-hal ajaib yang saya dapatkan selama menjalani tahun 2016.


1. Kuliah Kerja Nyata

Dari awal tahun, udah niat banget pengin ikut program KKN antar semester dan ngambil di luar Jawa. Tekat udah bulat. Target lokasi KKN juga udah dimantepin mau di mana. Dulu, udah riset tentang Kepulauan Nusa Tenggara, entah itu Kepulauan Nusa Tenggara Barat atau Timur. Udah ikut recruitment tim KKN juga, udah masuk sesi wawancara yang ngalahin wawancara kerja karena saking njelimetnya. Udah minta saran dan pendapat temen-temen yang pernah KKN di sana juga. Tapi, Allah berkata lain. Ada aja hal-hal yang membuat tekad buat saya itu perlahan-lahan bolong. 

Yang pertama adalah kedua orangtua saya sudah memberi kode untuk segera lulus. Hal tersebut berarti saya harus merampungkan proposal yang masih revisi. Belum lagi ke lapangan untuk menyebar pengambilan data hingga analisis data dan pembahasan. Setelah saya hitung-hitung, kalau saya nekat untuk KKN di luar Jawa (antar semester) saya paling cepat bisa lulus tahun depan. Duh, kok lama amat ya? 

Yang kedua, ada aja yang menjegal saya untuk tidak bisa bergabung dengan tim-tim KKN yang itu. Hihi, mulai dari mendadak minta interview, syarat yang ini-itu, sampai digantungkan status saya sebagai anggota KKN pada suatu kelompok. Sejenak, saya kembali ke tujuan awal untuk KKN di luar Jawa. Saya ingin melihat Indonesia dari sisi lain. Nggak hanya di Pulau Jawa saja. Setelah dipikirkan matang-matang, bismillah, akhirnya saya memilih untuk KKN periode dalam semester. Ada yang bilang, KKN di Pulau Jawa itu nggak ada rasanya! Ah, siapa bilang? Buktinya, saya yang ditempatkan untuk KKN di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, merasa sangat beruntung. Alhamdulillah, saya ditempatkan bersama orang-orang hebat dari berbagai disiplin ilmu di Dusun Puron, Kecamatan Trimurti, Kabupaten Bantul. 

Sama sekali nggak nyangka saya bakal KKN selama dua bulan bersama teman-teman yang udah saya anggap sebagai saudara itu. Yoesep, Maharani, Mas Khrisna, Mbak Intan, Adam, Mbak Angeline, dan Mas Arya. 

Hayo tebak saya yang mana?


2. Lulus dan Wisuda

Pada saat pembagian DPA (Dosen Pembimbing Akademik) beberapa teman saya bilang, “Waduh, bisa nggak ya kita yang satu DPA lulus empat tahun? Kata senior kan Bu….paling susah meluluskan mahasiswa. Paling cepet empat tahun tiga bulan.” 

Mendengar perkataan tersebut, saya agak keder juga sih. Nggak ada bayangan sama sekali untuk lulus empat tahun. Ya bayangkan saja, ada dua mata kuliah dengan bobot SKS 2 dan 4 yang saya ambil satu tahun lebih lambat pada jadwal yang seharusnya. Belum lagi masalah skripsi. Skripsi saya mungkin paling lama dari teman-teman saya. Total pengerjaan skripsi hampir satu tahun! Tapi, saya inget dulu pernah berdoa kalau minta dilancarkan apa yang tengah saya kerjakan serta dijauhkan dari rasa malas. Alhamdulillah, bulan Juli tahun 2016, saya lulus dengan nilai yang nggak malu-maluin. Ajaib memang untuk anak seperti saya yang doyan bolos kuliah dan memilih untuk banyak kegiatan di luar akademik. 

Bulan Agustus lebih ajaib lagi. Saat saya keluar dari ruang wisuda, dengan dandanan yang udah nggak karuan karena kepanasan dan mata yang ngantuk akibat bangun jam 3 pagi, Mama saya sambil nangis bilang, “Mbak, Mama bangga sama kamu!” Hal ajaib satu lagi yang saya alami, mengingat keluarga saya itu merupakan keluarga yang cukup gengsian untuk saling mengucapkan hal-hal seperti itu. Eh, ternyata dua kakak saya yang kerja di luar kota juga ikut datang ke acara wisuda. Nambah ngasih bunga dan boneka lagi! 

3. Merah Maroon Creative

Prinsip keluarga saya, kalau udah lulus kuliah ya harus bisa cari duit sendiri. Nggak kaget-kaget amat sih, karena sejak kuliah saya udah terbiasa untuk kerja, walaupun gajinya masih kecil. Waktu itu idealisme masih di ujung langit, lagi tinggi-tingginya. Saya berpikir apa ya yang bisa saya kerjakan dan menghasilkan duit tapi nggak terikat kerja.

Lama, saya berpikir. Saya riset dan tanya teman yang satu hobi. Saya juga sempat tanya pada Yang Punya Hidup dan akhirnya tepat di hari Jumat bulan September 2016, saya membuka usaha kecil-kecilan bernama Merah Maroon Creative. Sebuah usaha di bidang kreatif desain khusus untuk jasa pembuatan CV. Buka usaha, sendiri, memang kentara ya jatuh bangunnya. Tapi Alhamdulillah, beberapa bulan berjalan, hasilnya bisa saya petik. Lumayan lah untuk beli gincu hihihi. Kalau ditanya kenapa milih buka usaha di bidang kreatif desain, bisa kamu baca di sini!

4. Agriculture Field Seminar with Shizuoka University

Bukan saya namanya kalau nggak mencoba hal-hal baru. Begitu saya dapat broadcast di grup WhatsApp kalau kampus lagi mencari mahasiswa untuk ikut di program tersebut. Langsung aja saya apply. Niat awal coba-coba. Tapi beberapa hari kemudian apa sebuah pesan di facebook yang bikin hati saya girang. Saya diterima untuk ikut program tersebut. Asik! Jadi Agriculture Field Seminar (AFS) tersebut merupakan program tahunan, kerjasama kampus saya dengan Shizuoka University. Anak-anak Shizuoka datang ke kampus saya, belajar mengenai budaya pertanian dan budaya Indonesia. 

AFS ini nggak hanya mempertemukan saya dengan anak-anak jepang yang suka makan bakmi itu, tapi juga dengan teman-teman sekampus. Yang dulu nggak kenal atau hanya tahu namanya, sekarang bisa akrab dan bisa gila-gilaan bareng. Mulai dari baper bareng, karaoke bareng sampe teloletan bareng. 

Dari AFS ini saya dapet double shots! Dapet teman dan sedikit budaya Jepang serta temen gila-gilaan. Kami bahkan punya sebutan untuk mantan peserta AFS dari Indonesia…Sobat Similikitiku! Oh iya, saya juga sempat menulis tentang AS yang lebih detail di sini. Silakan kalau kamu mau baca.

Bersama anak-anak Jepun!



5. Jadi Yaya! 

Nggak pernah ada dipikiran saya, ataupun di rencana hidup saya untuk jadi Yaya di usia dua puluh dua tahun ini. Wait, jadi kalau kamu belum tahu, Yaya adalah sebutan yang saya ciptakan untuk ponakan-ponakan saya kelak. Saya nggak mau dipanggil tante, nggak mau juga dipanggil mbak, jadi jalan tengahnya adalah Yaya. 

Ponakan pertama saya lahir 2 November 2016. Laki-laki, namanya Frian. Dulu waktu doi masih bersemayam di perut maminya, saya bingung, besok kalau udah lahir, saya mau ngapain ya? Doi masih terlalu kecil untuk saya bacakan buku atau ajak nonton film. Tapi…seiring berjalannya waktu, kehadiran Frian di rumah menambah ramai suasana. Apalagi kalau dia lagi nangis. Kesukaan saya itu. Saya selalu menirukan gaya doi kalau lagi nangis, kemudian doi akan berhenti nangis dengan sendirinya, sambil ngeliatin saya yang pasang muka melas sambil “Ihik…ihik…” 

Frian jadi primadona di rumah. Dulu, waktu doi belum lahir, hal yang pertama kali dicari waktu Papa-Mama dan kedua orang kakak saya adalah,”Gendut mana?” Iya, panggilan di rumah saya memang hina. Padahal saya udah nggak gendut-gendut amat. Tapi sekarang udah ganti, “Frian mana Frian?” 

Nah, kalau lagi di tangan saya, Frian udah saya ajak berbagai macam hal. Mulai dari jajan di depan rumah sampe nonton drama korea di depan laptop. Doi hanya pasrah di gendongan sambil tidur pulas. Saya bahkan udah menyiapkan hal-hal seru lainnya kalo doi udah besar nanti. 

Gantengnya Yaya


6. Punya Blog TLD

Dulu, saya pikir punya blog dengan domain pribadi itu ribet dan susah. Saya bayanginnya harus bisa apa gitu yang khusus di bidang teknologi internet. Tapi, seiring berjalannya waktu, setelah saya bergabung dengan komunitas blogger, saya jadi paham bahwa domain pribadi itu bisa dibeli! Dan cara pasangnya pun mudah. Saya kemudian membulatkan tekad untuk membangun blog dari awal menggunakan Top Level Domain (dot) com. TLD ini membuka pintu saya untuk lebih luas dalam hal networking. Selain itu dengan TLD membuat saya lebih rajin untuk mengurus blog. Saya ingat betul betapa saya banyak melakukan riset serta tanya senior-senior yang sudah mempunyai domain sendiri mengenai keuntungan dan kelebihan menggunakan TLD. 

Setelah saya punya domain sendiri, banyak teman-teman yang bertanya mengenai domain dan printilan lainnya kepada saya. Bahkan ada yang bilang “keren” sama saya. Duh, saya jadi gede kepala. Padahal sebenarnya domain pribadi itu udah bisa didapatkan nggak lebih dari dua ratus ribu untuk satu tahun. Tinggal nambah biaya hosting kalau diperlukan. Setelah punya blog dengan TLD kemudian saya sadar, bahwa nggak ada yang namanya susah. Yang ada hanya mau belajar atau nggak. Self noted! 

7. Pembicara Pelatihan Corel Draw & Video Editing

Percaya atau nggak, saya adalah makhluk otodidak. Segala sesuatu yang bisa saya pelajari sendiri, akan saya lakukan. Termasuk untuk urusan desain. Sejak SMP saya emang hobi utak-atik komputer. Salah satu software andalan saya saat itu adalah paint. Saya suka gambar lewat paint, Ya walaupun dengan hasil yang jauh dari kata bagus itu. 

Lambat laun, saya mengenal Photoshop. Hasil dari saya kepo kakak saya yang jurusan advertising  saya jadi bisa bikin bentuk-bentuk kemudian dikasih bayangan lewat Photoshop. Kemudian saya belajar lebih banyak lagi ketika mengenal fanfiction. Itu lho cerita khas penggemar K-POP. Dari sana saya jadi tergila-gila untuk membuat poster sendiri. Dari Photoshop saya beralih ke Corel Draw. Di CDR ini nggak hanya potong-tempel, tapi bisa menciptakan sebuah bentuk-bentuk yang lebih artistik. Sampai akhirnya saya kuliah dan bertemu dengan teman-teman yang hobi desain juga. Saya tanya-tanya deh ke mereka tentang ini-itu. Walaupun sekarang masih dalam tahap belajar, tapi lumayanlah skill saya udah agak meningkat. 

Nah, dari hobi saya tersebut kemudian teman-teman di Korps Asisten salah satu laboratorium mengajak saya untuk jadi pembicara. Tanggapan saya waktu itu adalah, “Hah? Serius? Aku masih piyik gini masak jadi pembicara?” Tapi begitu melihat semangat mereka untuk belajar desain, aku memberanikan diri untuk belajar bareng. Hari itu, tanggal 25 November 2016, hal ajaib terjadi! Saya menjadi salah satu pembicara pada pelatihan Pembicara Pelatihan Corel Draw & Video Editing. Yang membuat saya kaget adalah pada poster yang mereka buat, tertulis nama saya Arintya Putri Fadhila, S.P (Blogger). Kemudian saya tambah kaget lagi karena ada salah satu dosen saya yang ikut menjadi peserta pelatihan. Ya Allah saya terharu. 

Terharu!


8. Tawaran Kontributor Ekslusif Hipwee 

Saya suka menulis sejak SMP. Dulu, saat belum punya komputer atau laptop, saya menulis secara manual. Saya ingat betul pernah menulis cerita satu buku tulis full setebal 58 halaman berisi cerita fiksi dengan judul Lovely Aisha. Sayangnya, sekarang, nggak tahu bukunya ada di mana. Nah dari hobi tersebut saya mengembangkan sayap ke tulisan resensi buku. Kebetulan saya diberikan amanah untuk menjadi resensor buku di salah satu penerbit di Jogja. Dari sanalah saya mulai aktif ngeblog dan mengenal goodreads. 

Lama menjadi resensor, saya coba-coba untuk menulis artikel. Artikel pertama saya Alhamdulillah merupakan artikel bersponsor. Dulu, senengnya minta ampun saat menerima tawaran tersebut. Tambah seneng lagi saat invoice cair hihihi. Lama sebelum bisa menulis artikel saya begabung di komunitas Hipwee Yogyakarta. Sebuah komunitas anak muda Jogja yang didirikan oleh Hipwee.com. 

Di sana saya bertemu orang-rang keren dan super keren! Dari sana pula datang tawaran untuk menjadi kontributor ekslusif Hipwee dan tulisan saya nampang di halaman utama. Saya seneng banget bisa nulis di sana, meskipun tingkat share artikel saya masih lumayan kecil tapi Alhamdulillah sudah bisa menembus angka ratusan. Ajaib memang, mengingat dulu saya susaaah banget untuk menghasilkan artikel. Tapi, berkat banyak mencoba dan tanya sana-sini, saya jadi sedikit demi sedikit bisa menghasilkan artikel dengan gaya bahasa khas anak muda. Hihihi

Artikel-artikel saya yang diterbitkan di Hipwee bisa kamu lihat di sini!

9. Jadi Bloghost 

Iya saya norak. Mungkin bagi sebagian orang menjadi bloghost bagi event blogtour yang diadakan penerbit adalah hal yang biasa. Tapi, saya baru pertama kali ini mendapatkan kesempatan untuk jadi bloghost di event yang diadakan oleh salah satu penerbit ini. Senengnya minta ampun. Dua hal yang saya dapatkan sekaligus selama menjadi bloghost ini. 

Yang pertama adalah networking dengan penerbit! Semoga penerbit yang mempercayakan blogtour tersebut kepada saya puas dengan review yang saya berikan. Yang kedua adalah memperkenalkan blog saya ke publik. Nggak munafik juga sih kalau event tersebut menyumbang trafik blog yang lumayan gede. Dan yang ketiga adalah buku dan teman baru yay! Buku terjemahan yang super imut tersebut menambah lagi koleksi buku di rak buku saya hehe. Event tersebut juga menambah teman-teman dengan hobi melahap buku dari berbagai penjuru Indonesia. 


Nah demikian hal-hal ajaib yang terjadi pada saya selama tahun 2016. Memang bukan hal-hal besar sih, tapi semuanya memiliki arti khusus bagi saya dan menyumbang berbagai pengalaman hidup yang mungkin nggak bisa orang lain dapatkan. 

Akhirnya, saya bersiap untuk menyambut tahun 2017. I’m ready for 2017! Semoga di tahun 2017 saya bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. Aamiin. 



P.S. Saya berniat untuk menuliskan resolusi untuk tahun 2017. Doakan saya biar dijauhkan dari kata malas ya! Tunngu tulisan saya yang selanjutnya.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas